DRAMA AYAT –
AYAT CINTA
Suatu hari ada
seorang pemuda Indonesia yang tinggal di Mesir bersama 3 sahabatnya. Mereka
semua sedang melanjutkan s2nya di Universitas Al Ahzar. Kala itu Fahri meminta
bantuan kepada Maria, tetangga flatnya untuk membetulkan komputernya.
Fahri : “Maria…. Maria…!!!”
Maria : “Fahri….”
Fahri : “Saya butuh kamu?”
Maria : “Butuh apa? Kamus Arab
atau kamus Inggris?”
Fahri : “Bukan, aku butuh kamu
di flatku.”
Ketika berada
di flatnya Fahri, Maria langsung menghadap komputernya dan mengotak atik
pmencari penyebab kerusakan komputer itu.
Maria :
“Kamu pasti lupa mengupdate virus lagi, semua file kamu hilang. Punya
backupnya?” (sambil menatap computer fahri)
Syaiful : “File apa aja mas yang hilang?”
Fahri : “Banyak, yang paling penting proposal tesisku.”
(binggung)
Syaiful : “Deadlinenya kapan?”
Fahri : “3 hari lagi”
Maria : “Fahri,,, kamu kan tidak
sendirian disini?” (menenangkan Fahri)
Seketika itu
hahri dan teman – temannya mencari lagi bahan – bahan yang di perlukan untuk
membuat proposal tesis tersebut yang di bantu oleh Maria juga.
Fahri :
“Lega rasannya Ful. Kata Ustadz Jalal proposalnya bisa ditunda sampai minggu
depan. Lega aku dengarnya!!!” (senang)
Syaiful : “Baguslah!!!”
Maria : “Siapa Nurul itu Fahri?”
Fahri :
“Nurul itu keponakannya Ustadz Jalal, seorang dosenku di kampus. Dia sering
bantu kita jika menghadapi kesulitan.”
Seketika itu
Fahri yang dibantu oleh temannya dan Maria terus berusaha mengerjakan proposal
Fahri hingga akhirnya prosposal tersebut selesai. Mereka semua lega dapat
menyelesaikan tugas tersebut.
*****
Ketika berada
di kampus banyak temannya yang mengucapkan selamat atas keberhasilan Fahri.
Tiba – tiba datanglah seorang wanita yang menghampirinya.
Teman Fahri : “Mas,
selamat ya!!!” (sambil memberikan sepucuk surat kepada Fahri sambil malu -
malu)
Tak berapa lama datanglah Nurul
yang menghampiri Fahri yang membuat dia terkejut.
Nurul :
“Surat dari siapa itu mas. Ternyata diam – diam Mas Fahri punya bakat untuk
jadi selebriti?”
Fahri : (hanya tersipu malu
ketika Nurul menggodanya seperti itu)
*****
Fahri : “Jadi regenerasi itu
sangat penting! Organisasi ini ibarat api unggun, anggotanya adalah kayu bakar. Untuk membuat
apinya terus besar harus
ada kayu bakar baru yang masuk.”
Wanita A :
“Kenapa juga ya orang seperti Mas Fahri itu belum nikah juga?” (berbisik kepada
temannya)
Wanita B : “Emangnya kamu mau?” (menantang
teman di sampingnya)
Wanita A : “Siapa takut!!!”
Tiba – tiba percakapan mereka
terdiam oleh Nurul yang pada saat itu dia cemburu dan langsung memotong
pembicaraan mereka berdua.
Nurul : “zzzzt… jangan
berisik!!!!”
*****
Keesokan
harinya ketika Fahri setelah usai sholat dia menatap dinding flatnya. Di sana
banyak sekali paparan kertas yang berisikan planning yang akan dijalani olehnya.
Termasuk nikah yang masih menjadi tanda tanya dia selama ini. Tak berapa lama
ibu Fahri telpon.
Ibu Fahri :
“Ibu ini tidak memaksa kamu Le? Berusahalah untuk urusanmu sendiri, ibu Cuma
mengingatkan saja!”
Fahri :
“Amanat dari ibu dan bapak belum saya sampaikan sepenuhnya. Lagipula susah buk,
karena belum benar – benar menemukan pilihan yang tepat dari Allah.”
Ibu Fahri :
“Emangnya tidak ada perempuan Indonesia yang cocok buat kamu? La Nurul wanita
yang sering kamu sebut – sebut itu bagaimana?”
Fahri :
“Nurul itu hanya teman buk!! Lagian apakah dia mau anak seorang ustadz dengan
saya?”
Ibu fahri : “Kalau Allah menghendapi siapapun
bisa jadi jodoh kamu.”
Fahri : “Ya bu!!
Assalamu’alaikum.”
Ibu Fahri : “Waalaikum Salam!!!”
Keesokan
harinya Fahri bertemu dengan Maria yang pada saat itu dia berapa di jendela
Flatnya.
Maria : “Fahri, mau ke mana?”
Fahri : “Aku mau ke Al Ahzar.”
Maria : “Aku boleh titip cd, udara
di luar sangat panas.”
Fahri : (hanya menganggukan
kepala sambil menghampiri jendela Flatnya Maria)
Maria :
“Itu kesukaan kamu. Ambil saja!” (memberikan keranjang yang berisi uang dan
sebotol minuman jus)
Fahri : “Aku belikan saja cdnya.
Makasi buat minumannya?”
Maria : “Sama - sama”
Lalu Fahri pergi
untuk melanjutkan perjalannya. Ketika sampai di tengah jalan dia bertemu dengan
seorang gadis yang di tampar pipinya oleh ayahnya karena dia tidak kuat membawa
barang belanjaannya. Seketika itu Fahri iba melihat peristiwa tersebut.
Keesokan
harinya Fahri berkumpul seperti biasanya untuk mengaji di kediaman Ustadz
Jalal. Setelah kegiatan tersebut Fahri biasanya bercerita sedikit tentang
masalah yang selama ini menjadi beban di pikirannya.
Fahri : “Memberikan sepucuk
surat.”
Syeih Husman: “Apa ini? Surat lagi??”
(tersenyum melihat ekspresi wajah dari Fahri kala
itu)
Fahri : “Tolong Ustadz saja yang
menyimpannya. Saya takut memegangnya.”
Syeih Husman: “Inilah… Kenapa kita di perintahkan untuk
menikah! Selain untuk menyempurnakan agama menikah juga untuk menghindari
fitnah!!! Sekaligus menimbulkan ketenangan batin.”
Dalam
perjalanan pulang Fahri bertemu dengan kerabat lamanya di bis. Keduanya tampak
senang pada saat itu.
Ashraf : “Assalamu’alaikum Fahri,
dari mana kamu?”
Fahri :
“Waalaikum salam, saya dari Talaqi!! Bagaimana sepek bola yang kemarin, siapa
yang menang?” (terkejut tiba – tiba saat temannya datang dari belakang yang
menghampirinya)
Ashraf :
“Jelas Zamalek dong!!!! Fahri… Fahri… itu ada orang kafir Amerika!!” (sambil
heran ketika ada dua orang kafir Amerika yang lewat di depannya)
Fahri :
“Ashraf, bagaimana sepak bolanya kemarin, cerita dong?” (memotong pembicaraan)
Ashraf : “kamu tidak menonton?”
Fahri : “Tidak!!! Saya ketiduran
tadi malam.”
Tiba – tiba ada
seorang gadis yang duduk di pinggir jendela. Aisyah namanya. Dia langsung
berdiri sambil mempersilakan duduk seorang nenek yang bersama kafir Amerika
tersebut. Tapi ada oarng kafir tidak suka dengan sikap Aisyah yang baik kepada
orang tersebut.
Aisyah :
“Jangan duduk di sini. Silahkan duduk di tempat saya saja. Saya minta maaf atas
perlakuan orang – orang yang tidak opan kepada anda!!!” (mempersilahkan wanita
kafir tersebut)
Penumpang lain: “Hai… orang muslimah kenapa tempat duduk
itu kamu berikan kepada orang itu. Dia orang kafir!!!!” (marah – marah)
Aisyah : “Saya tidak tega terhadap ibu ini!!!”
Penumpangn lain: “Ini memang pantas untuk mereka!!! Kita
sengaja tidak kasih tempat untuk mereka!!! Kamu ini mulimah apa bukan???”
Alica :
“Maafkan saya, dia hanya membantu ibu saya yang terlalu lelah karena kepanasan
di luar.”
Aisyah : “Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik
kepada siapapun” (tegas)
Penumpang lain: “Tapi tidak untuk kafir Amerika!!! Kamu
tahu apa yang dilakukan oleh kafir Amerika ketika berada di Afganistan,
Palestina, Iran. Mereka menuduh Islam itu teroris, padahal mereka sendiri yang
teroris.” (bernada keras)
Aisyah :
“Saya tidak peduli dengan semua itu.” (tiba – tiba memotong pembicaraan pria
itu)
Penumpang lian:
“Kamu siapa? Apa urusan kamu” (sambil menatap Fahri)
Fahri : “Saya orang Indonesia.
Dan kau telah menyakiti Rasulullah, kau telah menantang
Rasulullah yang kelam di hari akhir!!!”
Penumpang lain: “Ahhhrgh” (berusaha
untu memekul Fahri)
Ashraf :
“Dia seorang murid Al Ahzar dari Indonesia. Salah seorang murid Talaqi Syeih
Utsman!!” (membela Fahri)
Penumpang lain: “Kalau kamu murid Al Ahzar, lalu apa yang
kamu ketahui tentang penderitaan Bangsa Arab?” (sambil mengembalikan kartu
identitas yang tadi di kasih oleh Fahri sebagai bukti)
Fahri :
“Orang asing yang masuk ke sebuah bangsa dengan sah yang harus dilindungi
kehormatannya.” (tegas)
Penumpang lain: “Mereka itu bukan orang asing tapi teroris
!!! yang bukan dilindungi kehormatannya!!!” (terus menyela)
Fahri :
“Muhammad bersabda “barang siapa yang menyakiti orang asing, berarti di sama
saja dengan menyakiti diriku dan barang siapa yang menyakiti diriku berarti di
menyakiti diriku”. Kita boleh benci dengan perbuatan buruk dari seseorang tapi
harus tetap adil!!!
Penumpang lain:
(tiba – tiba memukul Fahri)
Ashraf :
“Hentikan…!!! Hentikan…!!! Apa yang kamu lakukan??? Kamu bisa di penjara!!!
Demi Allah!!! Sabar… Sabar… Sebut nama Allah. Tenang semuanya, saya minta
tenang.” (menenangkan orang tersebut sambil menenagkan situasi dalam bis
tersebut)
Tak berapa lama
penumpang tersebut pergi meninggalkan mereka. Aisyah hanya terdiam melihat
keadaan fahri yang mulutnya mulai berdaraah terkena pukulan dari penumpang
tadi.
Ketika ampai di
pasar Fahri membersihkan luka tersebut. Dari kejauhan datanglah turis tersebut
bersama ibunya.
Alica :
“Hay.. saya Alica. Terima kasih atas bantuan anda tadi???” (sambil melambaikan
tangannya yang akan menyalami fahri)
Fahri : “Sama – sama!! Nama saya Fahri. Maaf dalam
Islam tidak boleh menyentuh perempuan kecualli muhrimnya” (menolaknya dengan
halus)
Alica :
“Ohh ya!!! Saya seorang wartawan Amerikan yang sedang meneliti tentang Islam.
Bisa kita diskusi lebih jauh? Ini kartu nama saya.” (memberikan kartu nama yang
diambil dari sakunya)
Fahri :
“Baik akan saya bantu Ini kartu nama saya!!!” (mengeluarkan kartu namanya juga)
Alica : “Terima kasih.” (pergi
meninggalkan Fahri)
Fahri : “Sama – sama.”
Tiba – tiba
Aisyah datang
Aisyah : “Terima kasih Indonesia”
Fahri : “Apakah kamu oranng
Amerika?”
Aisyah : “Tidak. Saya orang Jerman!!! Kamu bisa
bahasa Jerman?”
Fahri : “Alhamdulillah, bisa
sedikit” (tersipu malu)
Aisyah : “Nama saya Aisyah.” (memperkenalkan
dirinya)
Fahri :
“Nama saya fahri. Ini punya kamu.” (mengembalikan tasbis Aisyah yang
ditemukannya di dalam bis tadi)
Aisyah : “Alhamdulillah. Saya pikir tadi hilang! Kamu
seorang muslim yang baik. Jarang saya menemukan ornag baik seperti kamu.
Assalamu’alaikum” (meninggalkan Fahri)
Fahri : “Waalaikum salam.”
Ketika sampai
di rumah Aisyah langsung menghampiri pamannya dan menanyakan tentanng Fahri.
Aisyah : “Paman!!! Paman kenal mahasiswa dari
Indonesia? Namanya Fahri”
Paman Iqbal : “Fahri…
Fahri… Fahri!!! Oh ya aku kenal. Dia itu murid kesayangannya syeih Husman, guru
Talaqiku. Kenapa?”
Aisyah : “Tidak… Tidakk (tersipu malu sambil
meninggalkan pamannya)
Sore harinya di
sungai Nill Fahri bertemu dengan Maria.
Maria : “Fahri… Kamu ngapain di
sini?” (menghampiri fahri)
Fahri : “Sebelum aku ke sini ada
dua hal yang aku kagumi dari mesir. Yaitu Al Ahzar dan sungai Nill. Karena
tanpa sungai Nill tidak akan ada Mesir dan tidak ada al Ahzar.”
Maria :
“Aku juga suka sungai Nill karena kalau tidak ada sungai Nill, juga tidak ada
Mesir, tidak ada peradapan. Yang ada hanyalah gurun pasir. Kamu percaya jodoh
Fahri?”
Fahri : “Iya.. setiap orang
memiliki…”
Maria :
“Jodohnya masing – masing. Itu yang selalu kamu bilang. Aku rasa sungai Nill
dan mesir itu jodoh. Senang ya jika kita bertemu dengan jodoh yang diberikan
tuhan dari Langit.” (memotonng pembicaraan fahri)
Fahri : “Bukan dari langit
Maria, tapi dari hati!!! Dekat sekali.” (menatap maria)
Maria : (menatap Fahri juga)
Fahri : “Astagfirullah. Maaf
Maria, aku harus pergi. Assalamu’alaikum.”
Maria :
(hanya terdiam sambil menatap kembali sungai Nill dan memikirkan perkataan yang
tadi diucapkan oleh Fahri)
Malam harinya
fahri yang masi sibuk menatap Koran di tangannya sambil mencatat bagian –
bagian yang penting. Tak berapa lama ada sebuah keranjang yang ada di dekat
jendelanya. Handpone fahri berbunyi seketika karena Maria telepon untuk
memberitahukan hal tersebut.
Maria :
“Aku hampir saja lupa untuk kasih kamus itu ke kamu. Kamu butuh itu kan untuk
menulis artikel pesanan teman kamu yang dari Amerika itu?”
Fahri : “Terus kue bolunya?”
Maria : “Kalau itu aku selalu ingat
kalau kamu pasti lupa makan.”
Fahri : “Terima kasih Maria.”
Maria : “Sama – sama Fahri.”
(menutup telponnya)
Di sisi lain
Nurul yang dari dulu sayang kepada Fahri berusaha untuk membujuk pak Dhe-nya
untuk dinikahkan dengannya.
Nurul : “Pak de… pak de… kapan
mau ngomong ke Mas Fahri?”
Pak De : “Kamu sudang ngomong ke bapakmu?”
Nurul :
“Sudah pak de. Kan bapak sudah pernah bilang untuk pak de yang akan ngomong ke
Mas Fahri?” (meyakinkan Pak Dhe-nya)
Pak de :
“Ya sabar toh. Pak de kan masi sibuk!!! Jangan cemberut nanti pak de coba
ngomong sama mas Fahri.” (melegakan hati Nurul)
Nurul : “Terima kasih ya Pak Dhe.”
(tersenyum bahagia)
*****
Sambil membawa
roti bolu dari Maria, Fahri tiba – tiba dikejutkan dengan kejadian dari luar
flatnya. Ada seorang gadis yang di tampar oleh ayahnya. Dari kejauhan Fahri
penasaran dengan keaddan yang sebenarnya terjadi. Tak berapa lama Fahri
menelpon Maria agar membantunya untuk menolonng Noura.
Fahri : “Maria kamu dengar itu
kan?” (menelpon Maria)
Maria : “Iya..” (melihat keluar dari jendela kamarnya)
Fahri : “Aku tidak tega dengannya Maria. Tolong bantu
dia.”
Maria : “Aduuuh Fahri !!! kamu
tahu sendiri kan Bhahadur gimana?”
Fahri :
“Ini sudah keterlaluan Mari. Tolonglah!!! Aku paling tidak tahan meihat
perempuan yang menangis!!! Maria… tolonglah!!!” (meyakinkan Maria)
Lalu maria
keluar pintu dengan perasaan takutnya untuk berusaha keluar menolong Noura.
Ketika berada di depan flatnya Fahri, Mari berhenti sejenak. Dan Fahri juga
masi meyakinkan Maria. Ketika berada di luar Maria langsunng menemuai Noura
yang bibirnya berdarah terkena tamparan dari ayahnya. Noura semakin takut
ketika Maria mendekatinya. Dia mengira kalau maria jugaa akan menyakitinya.
Maria : “Noura… Noura!!! Ikut aku”
(memegang tangaan Noura)
Noura : (menangis tersedu ketika
Noura mengajaknya untuk pergi)
Maria : “Nurul ayo pergi!!!”
Noura : “Ini semua salahku???”
Tak berapa
mereka mendengar suara Bhahadur yang sedang memarahi seorang wanita dari jauh.
Dengan perasaan takutnya Maria langsung memegang tangan Noura dan mengajaknya
untuk segera pergi dari tempat tersebut. Dan Fahri juga masih mengawasi dari
jendela flatnya.
Keesokan
harinya Maria membangunkan Noura yang masih terlelap tidur di kursi flat rumahnya
Maria. Ketika adzan subuh Maria mengajak Noura untuk pergi menemui Fahri secara
diam – diam dan mengajaknya u ntuk mencari tempat yang aman agar Bhahadur tidak
mengetahuinya.
Di situasi lain
Bhahadur marah – marah atas kepergian dari Noura.
Bahadur :
“Noura!!!! Noura pergi. Siapa yang tahu? Siapa yang menculik anakku.” (mengamu
k sambil menngobrak – abrik barang dagangan dari penjual
yang berada di sekitar pasar tersebut)
*****
Moura menceritakan semua kejadian
yang dialaminya kepada Nurul, Maria dan Fahri ketika sampai asramanya Nurul.
Noura :
“Ayah ingin menjualku. Dia ingin menjadikanku sebagai pelacur. Dia bilang aku
bukan anaknya. Aku ditukar ketika sejak bayi, jadi aku pantas mendapatkan
seperti ini dan pantas juga untuk di jual. (menangis sambil mengingat – ingat
kejadian masa lalu ketika dia dijual oleh ayahnya)
Fahri : “Noura… saya janji akan
bantu kamu.
Tak berapa lama Fahri membujuk Nurul
agar Noura boleh tinggal di Asramanya. Awalnya Nurul bingung. Dia takut jika
nantinya akan disalahnya bila ada terjadi sesuatu. Tapi Fahri mencoba terus
untuk menasehati Nurul hingga pada akhirnya Nurul mau jiaka Noura tinggal di
Asramanya. Sementara itu Fahri juga akan mencari bantuan lewat temannaya untu
mencari tahu siapa orang tua Noura seebenarnya.
*****
Selang waktu
beberapa hari, akhirnya Fahri berhasil juga menemukan orang tua kandungya Nurul
yang sebenarnya. Fahri juga mengantar Noura sampai rumahnya. Suasana haru biru
menjadi satu ketika bereka semua berkumpul. Noura terlihat menangis karena
bahagia karena bisa bertemu dengan ayah, Ibu, dan adik kandunngnya. Saat itu
juga diadakan syukuran untuk menyambut kedatangannya Noura.
Ayah Noura : “terima
kasih banyak Fahri. Kamu anak yang hebat!!! (menyalami tangannya Fahri)
Fahri : “terima kasih juga.
Nurul
menghampiri Fahri sambil membawa sepucuk surat untuknya.
Nooura :
“Demi Allah. Kamu lelaki yang berhati mulia. Terima kasih Fahri (meninggalkan
Fahri)
*****
Ketika pulang
dari mengantar Noura di jalan Fahri membaca surat dari Noura yang isinya.
Wahai orang
yang lembut hatinya
Sudah lama akku
selalu mengecap pahit yang kelam oleh penderitaan
Aku tak punya
siapapun kecuali Allah di hatiku
Tapi kau datanng dengan cahaya
Aku ingin
menjadi halal yang bagimu
Yang kan kau
kecup keningnya
Kau hapus air
matannya
Dan orang yang
selalu merindukan cahayamu
Fahri, tolong
saya
Noura
Keeseokan
harinya Fahri mendapatkan berdiskusi dengan Alica, seorang wartawan Amerika
yang dikenalnya keetika bertemu di bis tempo hari. Mereka membahas tentang
Agama islam yang saat itu Fahri ditemani oleh Aisyah.
Alica : “jadi Islam sangat
melindungi perempuan.” (melihat artikel dari fahri)
Fahri :
“islam mengajarkan bahwa surge itu ada di telapak kaki ibu. Begitu hadist
meriwayatkan yang menjadi dasar Islam agar menjunjung tinggi perempuan.”
Alica :”
lalu bagaimana dengan kekerasan dalam
rumah tangga? Bukankan dalam Al Qur’an memberikan izin suami untuk memukulnya?”
Fahri : “banyak muslim menggunakan Surat Annisa untu
melakukan tindakan pengecut memukul perempuan. Padahal dalm surat tersebut
menjelaskan 3 hal, apabila seorang istri berlaku Nusyus, yaitu melanggar
komitmen pernikahan yang pertama akan dinasehati, kedua diperingatkan, dan
ketiga akan dipukul. Tetapi tidak boleh dimuka dan niatnya bukan untuk
menyakiti. Semuanya ada ditulisanmu Alica.”
Alica : “iya. Inggrismu bagus.”
Fahri : “terima kasih. Aku di
bantu oleh maria.”
Alica : “pacarmu kah?”
Aisyah : “kamu sudah punya pacar?” (tiba – tiba
menyela)
Fahri :
“bukan!!! Mari itu ttetanggaku. Si islam tidak mengenal istilah pacaran.
Biasanya kami mengenal yang namanya ta’aruf. Saya juga menulisnya di sini.” (menunjukkan
artikelnya kepada Aisyah dan Alica)
Aisyah, katanya kamu punya
saudara yang ……
Aisyah : “kalau boleh aku tebak namanya Iqbal Hakim
Nirbaka?”
Fahri : “iya. Benar!!!”
Aisyah : “dia pamannku.”
Fahri :
“Subhanallah!!! Ternyata dunia ini sangat
sempit. Bagaimana studynya tentang Indinesia?”
Ausyah :
“Lancar Alhamdullah. Karena dia aku jadi tertarik dengan Indonesia. Aku suka
dengan kulturnya.”
Alica :
“Sepertinya kalian sudah kenal llama. Berarti
kalian cocok!!! Terima kasih fahri. Besok aku kembali ke Amerika. Assalamu’alaikum.”
(memotong pembicaraan Aisyah)
Fahri : “Wa’alaikum salam.”
Aisyah :
(hanya terdiam sambil menganggukkan kepalanya lalu pergi bersama Alica
meninggalkan Fahri)
*****
Maria yang
duduk terdiam kala itu sedang menullis nama Fahri di buku catatannya.
******
Syeih Husman : “melihat
keadaan ini, kamu seharusnya sudah pantas untu melakukan satu hal, Fahri. Ini
hanya sekedar saran. Kamu boleh menolaknya. Mantan muritku mencari jodoh untuk
keponakannya. Apakah kamu mau untuk melakukan ta’arup? Aku ada calon untukmu??” (memegam surat yang deberikan oleh Fahri)
Fahri : (hanya terdiam membisu)
*****
Syaiful : “terima ajalah ri, dari syeih Husman toh?”
(minum botol teh)
Fahri : “tapi Ful???”
Syaiful : “Aku ngerti. Kasi masi bingung dengan
konsep jodoh toh? Ta’aruf ri!!! Itu
kalian Cuma ketemu, disaksikan dengan fihak keluarga kalau suka sama suka ya lanjut ke
pernikahan. Dan kalau tidak anggap saja itu hanya
untuk nenjalin sillaturrahmi yang menjallin hunbungan antara
dua keluarga. Kamu juga dapat teman baru. Semua tergantung imanmu sekararanng.”
(menenangkan hati Fahri)
Fahri : (terdiam dan masi memikirkan apa yang tadi
diucapkan oleh temannya)
*****
Maria ahnya
duduk terdiam sambil memegang botol minuman kesukaannya Fahri di samping
jendela flatnya. Dia binggunng dengan perasaannya terhadap Fahri kala itu. Tiba
– tiba mamanya dating. Diapun mulai malu untuk meceritakannya.
Mamanya Maria: “waktu kecil di jendela ini teempat kamu
bermain. Mama masih ingit bagainman katawa kamu yang begitu lepas waktu itu.
Tapi belakangan ini mama sudah jarang melihat ketawa itu. Bukan karena orang
Indonesia itu?” (mengambil botol dari maria)
Maria : “Mama…” (mengambil botol
tersebut dari mamanya)
Mamanya Maria: “tidak usah seperti itu. Kita akan ke
rumahnya nenek di Nurghada. Kita sudah lama kan tidak ke sana, yaa?” (memegang
pundak Maria)
Maria : (terdiam yang dalam
hantinya dia ingin tidak pergi)
Ketika akan
pergi, maria ingin perpamitan kepada Fahri. Tapi dia memikir kalau Fahri sedang
keluar. Dan pada akhirnya Mariapun pergi.
*****
Keesokan
harinya Fahri berada di rumaanya Aisyah untuk melaksanakan ta’aruf.
Fahri : “saya ini hanya seorang
anak dari penjual tape. Saya belum punya pekerjaan tetap. Saya merasa
tidak pantas!!! (masih ragu – ragu)
Syeih Husman: “Istighfar
Fahri!!! Pernikahan itu bentuk dari ibadah. Insyaallah akan dibukakan pintu rezeki
untukmu kelak.”
Paman Iqbal : “yang paling penting akhlaknya!!!
(meyakinkan Fahri)
Fahri : (menganggukkan
kepalanya)
Seketika itu Aisyah datang!!!
Aisyah : “Assalamu’alaikum Fahri.”
Fahri : “Waalaikumsalam.”
Ibu Aisyah : “Sekarang buka cadarmu Aisyah.
Calon suamimu berhak tau wajah aslimu.”
Tak berapa lama
Aisyah langsung membuka cadarnya pelan – pelan. Seketika suasana langsung
berubah. Fahri hanya terdiam melihat wajah aslinya Aisyah. Semua oranng yang
berada disitu hany tersenyum melihat kejadian itu dan berharap Fahri bisa
melanjutkan ke jenjang yang lebih serius lagi.
*****
Keesokan harinya Fahri menemui
temannya.
Fahri : “Rul… rul…. Aku sudah
ketemu jodohku!!!!” (memeluk temannya)
Teman Fahri : “Alhamdulillah.”
Lalu Fahri
pergi untuk ke flatnya maria. Berulang kali dia mengetuk pintu tapi tidak ada
yang menjawabnya. Sementara Fahri juga belum menengetahiu kalau Maria pergi
untuk mengunjungi rumah neneknya. Tak berapa lama tetanngga yang lain lewat.
Dia memberitahukan kepada Fahri kalau Maria dan Mamanya pergi ke rumah neneknya
yang ada di Nurghada dai kemarin. Selanng beberapa menit kemudian Fahri
menelpon kembali ibunya untuk memantapkan niatnya menikah dengan Aisyah. Ibunya
hanya berpesan jika kelak calon istrinya menikah dia mau jika diajak pulang ke
Indonesia. Tapi ibu dan bapaknya Fahri tidak bisa melihat acara pernikahannya
karena beliau tidak kuat jika lama – lama berada di dalam pesawat. Hanya do’a
yang tulus dari kedua orang tuanya untuk Fahri yang bisa diberikan.
*****
Keesokan
harinya pernikahan itu dilaksanakan. Semua pada sibuk untuk menyiapkan hari
bahagia ini. Sampai pada sat akad nikahnya tiba. Saaat proses akad nikah
berlangsung semua terasa khidmat. Semua terasa bahagia tak terkecuali Fahri dan
Aisyah. Tapi di sisi lain Nurul yang kecewa dengan pernikahan ini. Dan Maria
juga belum mengetahui jika Fahri sedah menikah.
Mamanya Maria: “kamu kenapa Maria?” Tidak mau menghampiri Fahri??(menghampiri
putrinya)
Maria : “tidak mama.” (pergi ke kamarnya meninggalkan
mamanya sambil cemas)
*****
Ketika acara
usai Fahri mengelilingi rumah yang ditemani Aisyah. Fahri masi herang dengan
keaadan ini.
Aisyah : “ini semua buku untuk kamu. Semuanya baru!!!” (menunjuk rak bukunya)
Fahri :
“aku kan masih punya buku – bukunya?” (masih heran dengan pemberian dari Aisyah
yang dipikirnya melewati batas)
Aisyah : “itu buat teman kamu. Yaa??”
Fahri masih menganggap
ini hanyalah mimpi. Dia tidak pernah menyangka kalau bisa tinggal di rumah yang
mewah. Apalagi dia hanya anak dari seorang penjual tape. Mengenal Aisyah saja
hanya sebentar. Melakukan ta’rufpun sebenarnya masih ragu.
Keesokan
harinya Maria kembali ke flatnya. Ketika sampai di pintu flatnya Fahri dia
berhenti sejenak. Maria sedikit herasa heran karena flatnya fahri terlihat sepi
tidak seperti biasanya. Tak berapa lama kemudian Syiful keluar dri flstnya.
Terllihat perasaan takut ketika bertemu dengan Maria.
Maria : “syaiful, di mana Fahri.”
(penasaran)
Syaiful : (dengan perasaan takutnya dia bercerita
semua tentang Fahri)
*****
Maria kecewa
dengan semua ini. Tidak ada satu oranngpun yang mengabarkan kalau Fahri sudah
menikah. Sejak dia berada di rumah neneknya dia tidak pernah berhubungan lagi
dengan Fahri. Handponenya juga susah untuk di hubungi. Apalagi Maria dari dulu
ada rasa dengan Fahri dan berharap banyak jika kelak dia bisa hidup bersama.
Dalam kamarnya dia terus menangis sambil memegang salip yang ada di meja.
Mamanya maria hanya seddih terdiam melihat tingkah laku dari anaknya.
*****
Sementara itu Fahri dan Aisyah
menikmati masa kebersamaannya dengan menaiki unta. Mereka terlihat sangat
senang menikmatinya. sesampainya di flat Faahri berfikir kalau ini semua
terlalu berlebihan untuknya.
Fahri : “Aisyah… apa flat kita tidak terlalu mewah?
Jujur aku tidak sanggup untu membayarnya.”
Aisyah : “sayang… ini kan flatnya ibuku. Tidak papa
kan kalau kita tinggal di sini
dulu. Kamu kan bisa tenang kuliahnya dan aku juga bisa menulis buku. Tapi aku ikut kamu.
Kamu kan imamku.” (merekam tingkah lakunya
Fahri dengan Handycamenya)
*****
Keesokan harinya Fahri pergi ke
al Ahzar yang diantar oleh Aisyah dengan menggunakan mobil. Ketika masuk Fahri
bertemu dengan Nurul. Tapi nurl diam saja tidak seperti biasanya. Fahripun
heran dengan sikapnya Nurul. Dia tidak tahu kalau Nurul kecewa jika dia nikah
dengan Aisyh. Ketika akan sampai di flaatnya Fahri, dia betemu dengn Maria.
Tapi sikap Maria juga sama seperti nurul. Hanya terdiam sambil menatap muka
Fahri lalu pergi meninggalkannya tanpa berbicara sedikitpun. Ketika di flatnya
Fahri bertemu dengan Syaiful. Dia bercerita tentang kejadian aneh yang terjadi
dengan Nurul dan Maria.
Fahri : “aku tiu tidak mengerti
ful, ada apa sebenarnya dengan Maria dan Nurul.”
Syaiful : “kamu itu ri sebenarnya tidak meengerti atau
pura – pura tidak mengerti?”
(menata buku dalam raknya)
Fahri : “maksudnya??? Aku tidak
tahu salahnya apa.”
Syaiful : “ya wislah. Kenalin saja Aisyah ke mereka
berdua.”
Fahri : (terdiam)
*****
Dan pada
akhirnya pertemuanpun itu terjadi. Awalnya Maria menolak ajakan mamanya untuk
pergi dalam acara tersebut. Tapi setelah dinasehati Mariapun mau mengikuti
permintaan dari mamanya untuk betemu dengan Fahri dan Aisyah. dalam pertemuan tersebut
Mamanya Maria memberikan sebuah bingkisan kado untuk hadiah pperkawinan mereka.
Mariapun yang pada waktu itu hanya terdiam dalam pertemuan tersebut karena dia
masih cemburu jika Fahri menikah dengan Aisyah.
******
Ketika sampai
di rumah Fahri membenahi komputernya yang rusak. Tiba – tiba Aisyah menanyakan
pertemuan tadi yang dianggapnya ada yang disembunyikan dengan Maria.
Aisyah : “Fahri… kenapa ya Maria sepertinya tidak
suka denganku???” (heran)
Fahri :
“sudahlah… jangan su’udzon dulu terhadap dia. Kan maria capek habis dari rumah
neneknya, dia memang gampang sakit.”
(berusaha untuk mengalihkan pembicaraan)
*****
Mamanya
Mariapun juga ikut sedih dengan peristiwa yang dialami oleh maria. Beliu berdoa
kepada Tuhan supaya diberikan ketenangan dalam hidup maria setelah tahu kalau
Fahri sudah menikah.
Maria dalam
kamarnya mencoba untuk menggenakan kerudung di depan kacanya. Yang ada di dalam
benaknya dia akan masuk islam. Tapi hantinya masih binggung.
Dari dalam flat
temen – temannya Fahri, mereka dikejutkan dengan suara yang terdengar dari luar
jendela. Mereka penasaran dan tiba – tiba membuka jemdela tersebut. Dilihatlah
seutas tali yang ada keranjangnya berisi roti kesukaannnya Fahri. Tampak dari
bawah Maria sedang seedih dan masih mengingat – ingat peristiwa pertemuan tempo
hari. Teman – temanya Fahri merasi iba dengan sikap Maria.
*****
Fahripun
binggung dengan dengan keadaannya setelah menikah. Dia merasa hidupnya terlalu
mewah selama ini.
Fahri :
“Aisyah… apakah semua ini tidak terlallu mewah untuk kita? Aku kepikiran untuk
kerja sampingan. Maksudku bukan hanya sebagai penulis artikel lepasan saja.”
Aisyah :
“Untuk apa? Uang kita kan sudah cukup. Kamu tinggal konsentrasi sama s2 kamu
saja.”
Fahri : “Tapi aku kepala
keluarga sekarang. Aku tidak bisa diam begitu saja?”
Aisyah :
“Fahri … tanggung jawab kamu bukan hanya materi. Kita sudah menikah, tidak ada
batasan materi. Uang aku, uang kamu juga sayang!!! Tapi kalau kamu kebertan aku
juga tidak masalah. Tidak pakai mobil juga tidak apa – apa.”
Fahri : (Hanya terdiam)
*****
Keesokan
harinya Fahri, Saiful, dan Aisyah mengunjungi asramanya Nurul. Sikapnya Nurul
aneh ketika bertemu dengan Aisyah. tampak dari jendela ruangan tersebut Fahri
dan Aisyah mengamati sikap anehnya Nurul. Akhirnya Fahripun baru sadar kalau
Nurul juga menyanayngi Fahri.
*****
Malam itu Maria
keluar dari flatnya. Tampak mukanya yang masih pucat karena pernikahan Fahri
yang masih belum bisa dia terima sampai sekarang. Tak berapa lama dari
belakanng ada mobil yang dari arah belakang tiba – tiba menbrak Maria hingga
dia tidak sadarkan diri. Beberapa menit kemudian datanglah tetangganya yang
mengetahui kejadian tersebut dan segeralah bapak tersebt membawa ke reumah
sakit tepat di mana ibunya Maria bekerja. Mamanya Maria sangat sedih dengan
kejadian yang dialami oleh anaknya.
*****
Fahri membuka
kamarnya. Dia dikejutkan denngan Aisyah yang tiba – tiba membawa laptop baru di
tangannya.
Aisyah : “Surprise!!!!!”
Fahri : “Mana komputerku?”
Aisyah : “Aku ganti sama yang ini. Semua file kamu
sudah aku pindah di sini. Semuanya
auto save. Jadi kamu tinggal pakai.”
Fahri : “kenapa kamu jual
komputerku. Itu aku beli dengan uangku ssendiri. Semua kenangan ada di computer itu. Kenanganku
dengan teman – temanku,
dengan Maria juga!”
Aisyah : “Apakah barang kamu semuanya adaa kaitannya
dengan Mari?”
Fahri : “Loh kamu kenapa
cemburu?”
Aisyah : “Aku tidak cemburu Fahri!!!”
*****
Pak dhe dan bu
dhe-nya Nurul malam itu datang ke rumahnya Aisyah untyuk menemui Fahri.
Pak Dhe : “Kami mau bicara soal Nurul!!!”
Fahrii : “Ada apa Ustadz?”
Pak Dhe :
“Maafkan kami Fahri kalau kami harus datang malam – malam ke sini. Nurul kehilangan
cahaya hidupnya.”
Fahri : “Apa yang Ustadz dan
Ustazah maksud?”
Bu Dhe : “Nikahi Nurul!! Dia sangat menyayangimu Faqhri!!!”
Pak Dhe : “Tolong Fahri… saya yakin pasti
kamu bisa berlaku adil.”
Fahri :
“Maaf saya tidak mau dan saya tidak ada niatan untuk \seperti itu. Nikah bukan
hanya itu dasar dalam menikah. Saya harap ustadz dan ustadzah lwebih mengerti.”
Tak berapa lama
Pak Dhe dan Bu Dhenya Nurul pulang dengan kekecewaan. Fhripun kembali masuk ke
kamarnya. Di depan pintu Aisyah tampak kesal dengan Fhri sambil membawa hape
yang tadinya berbunyi. Tak berapa lama ada suara orang mengetuk pintu dari
luar. Fahripun membukanya dan dia langsung spontan terkejut edngan kedatangan
polisi yang tiba – tiba menangakapnya dengan alas an pemerkosaan seorang gadis
mesir.
*****
Ketika sampai
di kantor polisi Fahri langsung di introgasi. Tapi Fahri menyangkal kalau
dirinya bukan yang memperkosa Noura. Tak berapa lama Aisyah menyuseyul ke
kantor polisi untuk menemui Fahri. Tapi semuanya sia – sia karena polisi tidak
menginjinkan untuk bertemu edngan siapapun kecuali setelah pengadilan
berlangsung. Aisyahnpun berniat untuk menghubungi pengacara yang berasal dari
Indonesia. Awalnya Iasyah ragu edngan semua itu tapi ini semua dia lakukan
untuk membebaskan Fahri.
Polisi : “Fahri!!! Kamu yang
telah memperkosa gadis Mesir yang bernama Noura?”
Fahri : “Bukan. Ini fitnah!!!”
Polisi : “Mengaku saja!!!”
Fahri : “Tidak!!! Demi Allah saya
tidak memperkosa gadis itu. Ini semua fitnah”
Sampai berulang kali polisi
menanyai seperti itu. Tapi jawaban Fahri tetap sama. Dia terus menyangkah
tuduhan itu.
*****
Keesokan
harinya dia telah menemuai pengacara yang kemarin sudah dihubunginya.
Penngacara : “Apakah anda masih kewarganegaraan
Jerman?”
Aisyah : “Iya…”
Fahri :
“Tadi anda telah menceritakan bahwa anda sebelunya telah melakukan taaruf. Lalu
menikah dengan suami anda? Maksud saya seberapa kenal anda dengan suami anda?”
Aisyah : “Maksud anda apa?”
Pengacara : “Maaf!
Ini dengan perkataan dari saya. Ini hanya sebatas pengetahuan saya untuk
membantu suami anda. Karena ini juga bagian dari tugas saya.”
Aisyah : (hanya terdiam)
*****
Keesokan harinya dia ke flat lamanya fahri. Di dalam
kamarnya Aisyah mengobrak – abrik baranng – baranngnya Fahri untyuk mencari
identitas sebenarnya. Saiful yang mendengar kekacauan itu tiba – tiba
menghampiri kamar Fahri.
Saiful : “Apa yang kamucari
Aisyah?”
Aisyah : “Aku tidak tahu!!! Saya
Cuma ingin melihat siapa suami saya. Siapakah Fahri itu. Saya memang tidak tahu
apa – apa tentang suami saya. Tidak ada yang bisa bantu saya.” (membanting foto
keluarga Fahri)
Saiful : “Coba kamu temui saja
Nurul. Aku juga akan bantu”
*****
Akhirnya Aisyah menuruti saran
dari Saiful. Dia bertemu dengan Nurul. Nurul bercerita semua tentang kehadian
yang sebenarnya.
Nurul : “Mas Fahri dan Noura
mengantarkan Noura ke asramaku. Lalu mMas Fahri memintaku untuk memperbolehkan
Noura untuk tinggal di asramaku sementara dia berusaha mencari orang tau Noura
kandung Noura. Jadi tidak ada pemerkosaan sama sekali saat itu. Bersentuhan
dengan gadis muhrim saja tidak pernah.”
Aisyah : “Benar tidak ada yang kamu lupakan?”
Nurul : “Saya sudah bercerita
seperti ini sebanyak 3x Aisyah!!!”
Aisyah : “Lalu kenapa paman dan bibi
kamu datanng ke flatku. Apa ada yang belum selesai?”
Nurul : “Tidak ada yang belum
selesai. Bahkan mengawalinya sajapun tidak pernah.”
*****
Malam harinya Aisyah mendapat telepon dari ibunya Fahri. Beliau
tahu kalau anaknya masuk penjara karena tuduhan pemerkosaan.
Ibu : “Assalamu’alaikum.
Aisyahnya ada?”
Aisyah : “Waalaikum salam. Iya saya Aisyah. Ini
siapa”
Ibu : “Ini ibunya Fahri.
Ibu mengerti semua tentang Fahri nak. Dia di fitnah” (menangis)
Aisyah : (hanya terdiam menangis)
*****
Sidang
pertama berlangsung. Dari pihak Fahri kecewa dengan saksi – saksi dari pihak
Noura. Semua berbohong pada saat itu untuk menjatuhkan Fahri. Sempat ada
kericuhan antara dari pihak Noura dan pihak Fahri. Noura yang saat diwawancarai
oleh wartawan untuk mencari keterangan, dia kelihatan takut. Dari kejauhan
Aisyah mengawassi gerak – gerik Noura tapi dia tidak berani menatap Aisyah.
*****
Saat sidang usai dari pihak Fahri berkumpul. Mereka semua
memikirkan untuk membela Fahri agar dia bebas dari hukuman ini.
Pengacara : “Kita tidak dapat memenukan bukti
lain. Karena teman – teman kamu menghilang
sejak keluarga Maria tidak ada kabarnya.”
Saiful : “Maria kecelakaan ri.
Sejak itu flat metreka kosong. ”
Fahri : “Kita harus menemukan
Maria. Dia satu – satunya kunciku. Sebenarnya
ada satu bukti lagi. Tapi aku tidak yakin apakah bukti ini kuat atau tidak. Ada
surat cinta dari Noura yang aku titipkan ke Syeih Husman.”
Polisi
penjaga: “Waktu habis!!!”
Fahri : “Aisyah maafkan aku
sudah berbicara seperti ini. Tapi aku tidak bersalah!!!”
Aisyah : (hanya terdiam)
*****
Keesokan harinya Aisyah menemui
istri Syeih Husman. Tapi dia tidak menemukan apa – apa karena istrinya tidak
pernah dititipiu surat oleh suaminya. Tiba – tiba Aisyah mual – mual.
Tanpa pikir panjang Aisyah
mendatangi Maria yang saat itu masih terbaring lemah di rumah sakit. Mamanya
sebenarnya tidak ingin bertemu dengan Aisyah tapi AAisyah memohon agar bisa
mendapatkan bukti yang jelas untuk membantu suaminya keluar dari penjara.
Mamanya
Maria: “ini diary Maria. Semua Maria tulis tentang isi hatinya di sini. Maria
memeng tertutup setelah kalian menikah. Dia tidak mau makan dan minum. Setelah
dia sembuh dari kecelakaan dia tidak mau bangun lagi. Saya sengaja bawa dia
peergi dan menjauhkan segala sesuatu yang berhubungan denganFahri. Tapi
semuanya sia – sia. ”
Aisyah : (Tiba – tiba pingsan)
*****
Ketika berada di toilet Aisyah
terkejut. Tespeck yang dipegangnya ternyata positif. Ketika melihat buku diarynya Maria, Aisyah
terkejut karena dugaannya selama ini benar. Maria menyimpan rasa terhadap
suaminya. Lalu Aisyah mendatangi kantor polisi untuk bertemu dengan Fahri.
Aisyah mencertikan semua yang ada di dalam buku diary milik Maria. Dan
Aisyahpun berencana agar Fahri menikahi Maria. Aisyah membawa tape recorder
yang nantinya Fahri akan berbicara tentang isi hatinya kepada Maria.
Aisyah
kembali lagi ke rumah sakit dengan membawa tape recorder tersebut. Tepat di
samping telinga Maria, Aisyah mendengarkan suara Fahri yang telah di rekamnay
keetika berada di penjara tadi. Perawat rumah sakit menginginkan agar Fahri
sendiri yang memenui Maria. Pengacara Aisyah akan berusaha untuk membantu agar
Fahri bisa izin keluar tapi hanya 3 jam saja. Dengan menggunakan
kewarganegaraan Jerman yang berasal dari Aisyah.
*****
Dengan bantuan dari pengacara
Aisyah, Fahripun akhirnya bisa keluar untuyk menemui Maria yang berada di rumah
sakit. Ketika Fahri berbicara dengan Maria yang saat itu dia masih belum sadar,
tiba – tiba gerakan matanya mulai sadar tapi masih lemah. Aisyahpun meminta
Fahri agar dia mau menikahi Maria. Lalu Aisyah menyeret Fahri keluar dari
kamarnya Maria
Fahri : “Aisyah poligami itu tidak semudah yang kita
harapakan!!! Kamulah yang kupilih dengan Allah. Dengan nama Allah. Kamulah
jodohku!!!”
Aisyah : “Jodoh itu rahasia Allah Fahri. Ada diri
muslimah dalam diri Maria. Dia butuh kamu dan bayi dalam kandunganku butuh
ayah.” (menangis)
Fahri : “Tapi Aisyah???”
Aisyah : “Nikahi Maria” (melepaskan cincin
perkawinan Aisyah)
Pernikahanpun di gelar dalam
rumah sakit. Aisyah yang sedih tidak kuat melihat pernikahan sauminya.
*****
Sidangpun kembali di gelar. Dari
pihak Fahri memanggil maria sebagai saksi kunci dari kejadian ini. Noura yang
resah karena dia takut kebohongannnya akan terungkap. Tak berapa lama Noura
mengakui semua kebohongannya dan yang meemperkosa dia adalah ayah angkatnya.
Semau orang yang verada di oersidangan puas dengan hasil keputusan dari hakim.
Bahwa Fahri tidak bersalah.
*****
Setelah Fahri
keluar dari penjara akhirnya Aisyah, Fahri, Maria beserta keluarga kembali
keflat mereka untuk beristirahat, disitu Fahri mengalami dilema mau tidur
dengan Aisyah atau Maria dan akhirnya Fahri memutuskan untuk tidur diruang tamu. Dan pagipun datang
Aisyah, Fahri, dan Maria bersama-sama makan pagi disitu mereka merencanakan
untuk pergi kesuatu tempat, disitu terjadi kedekatan antara Fahri dan Maria
kedekatan itulah yang menimbulkan rasa cemburu dihati Aisyah, dilema pun
dirasakan oleh Fahri karena bukan hanya Aisyah saja yang membutuhkan perhatian
Fahri tetapi Maria juga, dan tanpa sengaja Aisyah melihat Fahri dan Maria
berciuman hal itu membuat Aisyah Semakin cemburu dan memutuskan untuk
meninggalkan flat untuk sementara waktu untuk pergi ke Turki.
Fahri :
“Kamu mau pergi kemana Aisyah?”
Aisyah : “Aku mau pergi ziarah kemakam ibu diturki
sama paman Iqbal..”
Fahri :
“Kok, tiba-tiba sekali? Kenapa dengan Iqbal aku bisa kan menemani kamu..”
Aisyah : “Kamu kan harus jaga Maria..”
Fahri :
“Tapi kandungan kamu Aisyah, anak kita..”
Aisyah : “Tolong Fahri, aku butuh waktu sendiri ini
buat kita semua Fahri..”
*****
Fahri :
“Aku bingung ful, gimana nyatuin Aisyah sama Maria?
Saiful : “Aku ini 1 istri belum
punya ae, kamu nanya 2.. (sambil agak bercanda)
Fahri :
“Aku capek ful.. (dengan wajah lesu)
Saiful :
“Ini setauku ajah luh yah, kamu gak akan mungkin bisa menyatukan mereka yang
bisa kamu lakukan berusaha untuk adil,
tapi ingat 1 istri ajah belum tentu merasa adil apalagi 2.”
*****
Fahri dalam
keadaan bimbang dan dilema, lalu Fahri melakukan sholat dan mendengarkan
ceramah dari seorang Ustad yang isinya “ Tidak pernah ada orang yang minta
susah, tetapi ketika kesusahan itu datang ke kita apa kita harus marah? Capek
sekali hidup kita jadinya sebagai muslim kita tidak boleh menyerah Allah selalu
bersama orang-orang yang berusaha”
Paman Iqbal : “Saya
bukannya tidak mau mengantar kamu ke turki, tapi apa harus sekarang?”
Aisyah : “Aku butuh waktu untuk memahami semua ini?”
Fahri :
“Ikhlas Aisyah, itu yang sekarang sedang berusaha aku jalani, aku tidak ikhlas
menerima kamu lebih kaya dari aku, aku tidak ikhlas menerima kondisi kita
bertiga dengan Maria hingga aku tidak tau adil itu apa dan bagaimana yang
seperti ini aku akan belajar lagi tapi untuk itu aku butuh kamu.”
*****
Akhirnya
setelah ada penjelasan dari Fahri Aisyah dapat mengerti dan mau kembali lagi
keflat, hari demi hari mereka lalui bersama-sama dengan rasa senang hati tanpa
beban, dan tidak ada lagi perselisihan diantara mereka atau rasa cemburu dihati
Aisyah.
Fahri :
“Kamu nanti pengen menjadi apa?”
Maria :
“Aku ingin menjadi penulis novel yang terkenal.”
Fahri :
“Penulis novel yang terkenal(sambil tertawa).”
Maria :
“Kamu lagi ngapain Aisyah?”
Aisyah :
“Aku lagi jalan-jalan kata mama kamu supaya nanti melahirkan lancar jadi aku
harus banyak jalan-jalan, kamu juga harus begitu nantinya jika sudah hamil.” (tiba-tiba
perut Aisyah sakit, fahri pun datang untuk menolong dan memanggilkan Aisyah
suster untuk membantunya membawa Aisyah kembali ke kamarnya, tiba-tiba juga
penyakit Maria kambuh dan hidungnya keluar darah)
Dokter :
“Keadaan Aisyah sedikit terganggau karena kecapekan, dan mungkin agak stres
pada awal kehamilannya.”
Fahri :
“Apa bisa selamat dok??” (dengan wajah cemas)
Dokter :
“Bayi kalian beruntung karena mempunyai ibu yang sangat kuat seperti
Aisyah, dia hanya butuh betress ajah beberapa hari.”
*****
Aisyah : “Aku suka nama Yusuf.”
Fahri :
“Emhh, kalau perempuan??”
Aisyah :
“Kalau perempuan?? Kamu udah jenguk Maria??” (sambil berfikir, lalu tiba-tiba
Aisyah ingat Maria)
Fahri :
“Ehh, aku baru dari sana, emh aku beli makan dulu yah untuk kamu.”
Aisyah : “Buat Maria juga yah.”
Fahri :
“Buat kita bertiga.” (dengan tersenyum)
*****
Maria :
“Fahri ada dimana Aisyah?? Bisa tolong panggilkan Fahri kesini??(dengan cepat
Aisyah pergi untuk memanggil Fahri)
Fahri :
“Maria..Maria..Maria.” (Fahri memanggil-manggil Maria yang sudah tergeletak
tidak berdaya ditempat tidur, Fahri takut dan buru-buru menyuruh Aisyah untuk
memanggil suster tetapi Maria menarik tangan Aisyah supaya tidak dipanggilkan
suster dengan keadaan tidak berdaya Maria mencoba berkomunikasi dengan Fahri
dan Aisyah)
Maria :
“Maafkan aku Fahri, Aisyah.”
Fahri :
“Maria, tidak ada yang salah sampai kamu harus minta maaf.”
Maria :
“Aku minta maaf bukan karena kesalahan aku, sekarang aku baru mengerti antara
cinta dan keinginan untuk memiliki tidak sama maafkan aku Fahri, Aisyah maafkan
aku Fahri ajari aku sholat aku ingin sholat dengan kalian.”
Akhirnya Fahri
dan Aisyah menuruti permintaan Maria yang ingin menjalankan sholat dengan
mereka, Aisyah pun tak kuat menahan haru dan tanpa disadari Fahri dan Aisyah
bahwa Maria sudah menghembuskan nafas terakhirnya dalam takbir pertamanya, dan
sholat pun sudah selesai dijalankan Aisyah pun melihat kembali kondisi Maria
dan memanggilnya.
Aisyah :
“Maria..Maria..Maria.” (Aisyah pun memanggail Fahri agar dia melihat kondisi
Maria)
Fahri :
“Maria..Maria..Maria.” (Fahri pun berusaha untuk memanggil-manggil Maria tetapi
tetap tidak ada sahutan, Fahri panik dan akhirnya menyuruh Aisyah untuk
memanggilkan suster, tak lam suster datang dan menyatakan bahwa Maria sudah
meninggal dunia, Fahri dan Aisyah tak kuasa menahan kesedihannya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar