Add caption |
Florence
Nightingale lahir tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dalam suatu
perjalanan panjang keliling Eropa. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.
Florence Nightingale memiliki seorang kakak perempuan bernama Parthenope. anak
pertama, lahir di Napoli, Yunani. Beliau adalah seorang anak bangsawan Inggris
yang kaya, beradab dan bercita-cita tinggi yang bernama William Edward
Nightingale.
Semasa kecilnya ia
tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya,
William Edward Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Pendidikan didapat dari
ayahnya, ia belajar bermacam-macam bahasa yaitu bahasa Latin, Yunani, Perancis,
dan lain-lain. Ia senang memelihara binatang yang sakit, selain itu ia senang
bersama ibunya mengunjungi orang miskin yang sakit serta rajin beribadah.
Pada masa remaja mulai
terlihat perilaku Florence dan kakaknya yang kontras, Parthenope hidup sesuai
dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita
ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja
dan malas, sementara Florence sendiri lebih banyak keluar rumah dan membantu
warga sekitar yang membutuhkan. Pada suatu ketika, pada saat Florence berdoa
dengan hikmat ia mendengar suara Tuhan bahwa dalam hidupnya menanti sebuah
tugas, saat itu usianya tujuh belas tahun. Akhirnya Pada tanggal 7 Februari
1837 dia menulis di buku hariannya tentang pengalamannya itu dengan judul
“Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya. Tetapi pelayanan
apa?”
Dia menyadari bahwa
dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita bukan karena status sosial
keluarganya yang kaya tetapi merasa bersemangat disaat ia merawat
keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar rumah keluarganya
serta ia sangat gemar mengunjungi pasien-pasien di berbagai klinik dan rumah
sakit.
Sebagai keluarga yang
berasal dari kalangan mapan, keinginan Florence untuk berkarier sebagai perawat
mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan dengan jalur yang
hendak ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung kegiatan
kemanusiaan yang dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi
perawat.
Pada masa itu, pekerjaan sebagai perawat
memang dianggap pekerjaan yang hina, alasannya:
·
perawat disamakan dengan wanita tuna susila
atau “buntut” (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara
pergi;
·
profesi perawat banyak berhadapan langsung
dengan tubuh dalam keadaan terbuka sehingga profesi ini dianggap sebagai
profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-baik, selain itu banyak pasien
memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan
tidak senonoh;
·
perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak
laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas;
·
perawat masa itu lebih sering berfungsi
sebagai tukang masak.
Namun hasrat Florence
adalah tetap menjadi perawat. Ketika berumur 20 tahun ia meminta ijin kepada
orang tuanya untuk memasuki rumah sakit dan mempelajari keperawatan, tetapi
orang tuanya tetap tidak mengijinkan karena rumah sakit pada saat itu
keadaannya sangat memprihatinkan. Walaupun dilarang, semangat Florence untuk
menjadi perawat tidak pupus.
Pada suatu saat
neneknya sakit, disinilah ia mendapat kesempatan untuk merawatnya sampai
neneknya meninggal. Dengan pengalaman tersebut bertambahlah pengalaman Florence
dalam merawat orang sakit. Florence berpendapat bahwa ia perlu menuntut ilmu
agar dapat menjalankan pekerjaan perawat dengan baik. Pendapatnya yang lain
adalah dengan menolong sesama manusia berarti pula mengabdikan diri kepada
Tuhan.
Dia bertanya kepada
seorang dokter tamu dari Amerika, Dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi seorang
gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?” Dr. Samuel
Howe menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak. Tetapi
bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita
terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang
lain.”
Florence sering
bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters
of Charity suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya
dengan melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth
di Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah
sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah
penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim,
sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat
disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa, dengan
semangat tinggi Florence menanggapi cerita Dr. Howe bahwa Kaiserworth adalah
tujuannya.
Pada bulan Juli 1850,
di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman.
Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang
dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari
kehidupannya yang terkekang.
Tiga tahun kernudian,
dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas
di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed
Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi
itu dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke
setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat
langsung memanggil para perawat dengan menekan bel.
Dia juga menetapkan
bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut menerima
semua pasien dari semua denominasi dan agama. Di sini ia beragumentasi sengit
dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.
Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah
peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis berbunyi;
“rumah sakit akan menerima tidak saja pasien
yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta
memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk
rabi, dan ulama untuk orang Islam”
Komite Rumah Sakit pun
merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence. Ternyata , Florence
harus menanti cukup lama hingga ia bisa menjadi seorang perawat, yaitu sekitar
lima belas tahun. Waktu yang sedemikian ini belakangan diyakini Florence
sebagai kehendak Tuhan yang menyatakan bahwa dirinya harus dipersiapkan
terlebih dahulu sebelum terjun sebagai seorang perawat.
Keperawatan diselenggarakan mulai pada pertengahan 1800-an dengan
kepemimpinan Florence Nightingale. Sebelum masanya, asuhan keperawatan
dilakukan oleh orang miskin dan pemabuk. Rumah sakit ditempatkan dimana
masyarakat miskin sering menderita penyakit yang disebabakan karena lingkungan
dan mengakibatkan mereka harus dorawat di rumah sakit. Dalam rumah sakit adanya
suatu kotoran, operasi tanpa anestesi, ada dan tidaknya sanitasi adalah hal
yang wajar.
Keyakinan Nightingale tentang keperawatan dari fondasi dasar asuhan
keperawatan yang dipraktekkan saat ini, yaitu keyakinan agama dan pengalaman
keperawatan militer selama perang crimen memiliki pengaruh yang kuat pada
pendekatan dan keyakinan tentang merawat orang sakit. Melalui observasi dan pengumpulan
data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatasn klien dengan faktor
lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi hygine dan
samitasi selama perang crimen. Kemampuannnya menulis yang ditunjukkan dalam
catatan keperawatannya, dapat dikaitkan dengan pendidikannya yang dicapai
terutama melalui bimbningan ayahnya. Dia bepergian dan memiliki kemampuan untuk
menangani dalam pemerintahan politik. Banyak menyebutnya jenius, jadi dalam
pendekatan teoritis dia adalah seorang perawat profesional.
Nightingale tidak secara khusus menyebutkan tulisannya dalam
konteks terminologi saat ini, yaitu mengenai konsep dan teori. Namun
tulisan-tulisan tentang keperawatan dapat ditafsirkan untuk mencerminkan adanya
pendekatan teoritis untuk proses keperawatan. Adanya pemikiran-pemikiran kuno
atau “out-of-date”. Hal ini harus dihindari karena banyak pemikiran-pemikiran
tentang keperawatan masih universal dan dilakukan dalam praktek kontemporer.
2.2. TEORI NIGHTINGALE DALAM
LINGKUNGAN KEPERAWATAN
(Maleis : 1985)
mencatat bahwa konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit, yang merupakan upaya awal untuk memisahakan antara profesi
keperawatan dan kedokteran. Konsep inti yang paling rekleftif dan
tulisan-tulisan Nightingale adalah konsep lingkungan. Meskipun ia cenderung
untuk menekankan lingkungan fisik dari pada lingkungan psikologis atau sosial,
ini perlu dilihat dalam konteks waktu dan aktivitasnya sebagai pemimpin perawat
di lingkungan yang dilanda perang. Hal ini dimengerti bahwa dia, telah
menyaksikan pada 1850 awal kotoran, hama, dan kematian dalam suatu rumah sakit
barak enermous, akan fokus peningkatan berat sehingga lingkungan membantu tentara
untuk sekedar bertahan hidup. Melalui penekanan, angka kematian dari 42
mengejutkan per 100 yang rendah dari 22 per 1000. Keberhasilan ini memberikan
dasar yang kuat saat melihat keperawatan dengan caranya sendiri yang unik.
Lingkungan
dipandang sebagai kondisi eksternal dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
suatu organisme dan mampu mencegah, menekankan, atau berkontribusi terhadap
penyakit atau kematian. Nightingale menyatakan tentang pemberian hal-hal
seperti ventilasi, udara bersih dan air, kebersihan, dan kehangatan, sehingga
proses reparatif yang menunjukkan bahwa alkam telah menyatu. Juga membantu
pasien terhadap retensi kakuatan vital mereka dengan memenuhi kebutuhan mereka
dipandang sebagai tujuan keperawatan. Rasa keyakinannya dinyatakan ketika
berbicara tentang unsur lingkungan hidup yang menganggu kesehatan, seperti
kotoran, kelembaban, menggigil, draf, bau dan kegelapan.
Praktik medis
tidak dipandang sebagai suatu proses kuratif, namun memiliki fungsi membantu
alam. Dengan demikian, menyusi juga merupakan praktik noncurative diamana
pasien dinyatakan dalam kondisi terbaik untuk alam. Kondisi ini ditingkatkan
dengan menyediakan lingkungan yang kondusif untuk promosi kesehatan.
Pada detik ini,
sangat membantu untuk berpikir tentang pasien yang telah menjalani operasi,
seperti operasi usus buntu dan menghubungkan apa yang dinyatakan Nightingale.
Ilmu kedokteran dapat dilihat sebagai fungsi untuk menghilangkan bagian yang
sakit, sedangakan menyusui tempat pasien dalam lingkungan dimana alam dapat
membantu pasien pascaoperasi untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal.
Pendekatan untuk keperawatan berlaku sampai hari ini seperti lebih dari seratus
tahun lalu, terlepas dari kenyataan bahwa baik di rumah maupun rumah sakit
lingkungan saat ini lebih canggih daam strukturnya. Ini harus disimpan
dalam pikiran sebagai teori yang
dipandang lebih terinci. Teori Nightingale banyak terdapat dalam catatan
tulisannya dan keperawatan.
Tabel 3-1 menunjukkan bidang utamanya pengendalian lingkungan, yang
meliputi ventilasi, kehangatan, effulivia, kebisingan, dan cahaya. Perlu di
ingat bahwa itu adalah keterkaitan konsep lingkungan yang sehat dengan praktik
keperawatan, seperti yang terlihat oleh florence Nightingale yang menawarkan
suatu teori dasar praktik keperawatan.
Ventilasi, terutama dengan
udara segar yang meningkat, diberikan tanpa draf, merupakan kepentingan
utama. Mengacu cahaya sinar matahari untuk sebagian besar dan sekunder.
Kehangatan, kebisingan, dan effluvia (bau) dilihat sebagai daerah di mana
perhatian harus diberikan dalam opder untuk menyediakan lingkungan yang
positif.
TABEL
3-1 NIGHTINGALE KONSEP LINGKUNGAN
Mayor
bidang konsentrasi
|
Contoh
|
Ventilasi
|
Udara segar,
adalah kebutuhan dasar yang sangat penting, dapat dicapai melalui jendela
yang terbuka. Rusak, stagnan, dan udara yang pengap dapat memperburuk kondis.
Outlet di perlukan untuk kemurnian udara. Jendela dan pintu terbuka harus
dihindari, karpet kotor dan furniture merupakan sumber kotoran di udara.
|
Kehangatan
|
Yang terpenting
adalah menjaga hilangnya panas, hal ini adalah penting untuk pemulihan
pasien. Pendinginan harus dihindari. Botol panas, batu bata, dan minuman
harus digunakan untuk mengembalikan panas yang hilang.
|
Effluvia
(bau)
|
Sewer udara
harus dihindari, dan perawatan diperlukan untuk mentingkirkan bau badan
berbahaya yang disebabkan oleh penyakit. Peralatan kamar harus open door
(bebas) dari pandangan. Fumigations dan desinfektan tidak boleh digunakan,
dan subtansi ofensif dihilangkan.
|
Kebisingan
|
Suara
tiba-tiba terputus menyababkan gairah lebih besar dari kebisingan kontinue,
terutama saat pasien tidur. Semakin banyak tidur, pasien akan menjadi labih
baik. Berjalan ringan, berbisik atau mendiskusikan kondisi pasien di luar
kamarnya itu hal yang tidak layak.
|
Cahaya
|
Untuk
kebutuhan udara segar adalah cahaya. Tempat tidur harus di tempatkan dalam
posisi yang memungkinkan pasien untuk melihat keluar jendela, langit dan
sinar matahari.
|
Dalam menggunakan
dasar konsep lingkungan dalam proses keperawatan, menjadi jelas bahwa praktisi
harus melihat pasien dalam konteks tertentu. Misalnya, mininjau situasi berikut
:
Situasi 1 : Nyonya Anderson, seorang perawat kesehatan masyarakat,
Baru saja mengunjungi Mrs Rose. Pasien 80 th yang terkena rematik yang tinggal
sendirian di sebuah komunitas pedesaan. Sejak Mrs Rose mengalami kesulitan
berambulasi, tetangganya sering mengunjunginya dan membantu dengan cara apapun yang mereka bisa. Salah
satu tetangga ini meminta agar nyonya Anderson mengunjunginya untuk melihat
situasi.
Pada saat memasuki rumah Mrs
Rose. Nyonya Anderson sadar akan kekurangan udara segar, kegelapan lingkungan
yang disebabkan oleh tirai berdebu tua yang menutupi jendelanya, dan draf di
kamar tidur. Mrs Rose duduk di kursi tua yang memberikan pandangan tentang
dunia di sekelilingnya.
Setela kunjungan
itu, nyonya Anderson menghubungi tetangga Mrs Rose untuk mengatur rencana untuk
memperbaiki lingkungannya. Tirai itu harus dilepas dan ganti dengan tirai
sederhana yang akan membiarkan matahari pagi memasuki ruangan. Pintu harus
tetap terbuka selama udara masih diperlukan dalam periode tertentu dalam
sehari. Dengan perawatan yang diberikan untuk mengurangi draf, kursi favorit
Mrs Rose adalah menjadi tempat persinggahan sehingga bisa meflihat keluar
jendela untuk melihat para tetangga datang dan pergi. Contoh ini tidak boleh di
pandang sebagai penilaian lengkap Mrs Rose, tetapi untuk menunjukkan bagaimana
konsep dasar lingkungan Nightingale terkait dengan proses keperawatan yang
dapat memberikan kita pandangan.
Nightingale
berpendapat lingkungan pasien sangat mempengaruhi, meskipun ia tidak secara
khusus membedaakn antara lingkungan fisik, sosial, maupun psikologis. Dia
berbicara tentang ketiganya daalm praktik keperawatan. Penekanan ditempatkan
pada lingkungam fisik pasien. Dalam konteks waktunya, hal ini tepat sebagai
sebuah profesi. Ketika sebuah lingkungan fisik yyang optimal, perhatianm yang
lebih besar daapt diberikan denagn kebutuhan emosional pasien serta pencegahan
penyakit.
Diet
Fentilasi
Garis kebutuhan
Udara
Cahaya
Keramaian
Air
Kebutuhan tempat tidur
Drainase
Kehangatan
Pola makan
|
Lingkungan Fisik
Kondisi Pasien dan Alam
|
Data pemantauan
pencegahan penyakit
|
Macam – macam
komunikasi
|
Lingk Psikolog GAMBAR
3-1 yaitu pandangan dari teori Nightingale Lingk sosial
gambar kondisi pasien dan alam. Di sini tekanan dari lingkungan
pada pasien dan alam berfungsi bersama-sama untuk memungkinkan proses reparatif
terjadi. Tiga komponen fisik, sosial dan psikologis yang harus doipandang
sebagai interrelating dari pada sebagian bagian yang terpisah. Kebersihan
lingkungan fisik memiliki oengaruh langsung terhadap masyarakat, begitu juga
dengan lingkungan psikologis dan juga sosial juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
fisik.
2.3. KOMPONEN-KOMPONEN TEORI NIGHTINGALE
LINGKUNGAN FISIK
Seperti tercantum
dalam tabel 3-1, komponen lingkungan dasar fisik di alam dan berhubungan dengan
hal-hal ventilasi dan kehangatan, faktor-faktor dasar yang mempengaruhi satu pendekatan
untuk semua aspek lain dari lingkungan. Kebersihan adalah hal yang berhubungan
denmgan semua aspek dari lingkungan fisik dimana pasien berada. Dindind dan
seluruh ruangan tidak boleh berdebu, berasap atau berbau. Tempat tidur pasien
harus bersih, ditayangkan, hangat, kering, dan bebas dari bau. Serta harus
menyediakan suatu lingkungan dimana pasien dapat dengan mudah dirawat oleh
orang lain atau diri sendiri. Lebar, tinggi dan penempatan tempat tidur harus
di tempatkan di tempat yang terbaik., jauhkan dari suara-suara yang berbau
drainase, posis pasien di tempat tidur harus dilihat dalam kontekstualisasi
mendukung adanya ventilasi.
LINGKUNGAN PSIKOLOGIS
Nightingale berpendapat pengaruh pikiran pada tubuh sangat
berpengaruh pada kondisi mental pasien, bagaimanapun kurangnya pemahaman
tentang kondisi tubuh yang dipengaruhi oleh lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik yang akan berdampak pada emosional pasien. Oleh karena
itu penekanan pada pasien adalah suatu pilihan untuk menjaga pikirannya atau
malah memperburuk kondisi mentalnya. Pandangan dari sinar matahari, daya tarik
makanan, dan kegiatan emosional. Komunikasi dengan pasien di pandang dalam
konteks lingkungan secara global, komunikasi tidak boleh terburu-buru di depan
pasien, kecuali ketika kegiatan makan bersama yang terjadidalam satu temapt
komunikasi dengan lingkungan pasien. Di luar ruang pasien atau dalam jarak
pendengaran mereka di pandang sebagai hal yang tidak layak. Seseorang tidak
seharusnya mendorong orang sakit (memberi motivasi) dengan harapan palsu dan
nasehat tentang penyakit mereka. Sebaliknya, penekanan di sini adalah pada
berkominikasi tentang dunia di sekitar mereka bahwa mereka kehilangan,
atau tentang kabar baik pengunjung dapat berbagi. Sekali lagi, pasien di
pandang dalam konteks lingkungan sosial.
LINGKUNGAN SOSIAL
Pengamatan
lingkungan sosial, terutama yang terkait dengan data tertentu. Koleksi yang
berkaitan dengan penyakit, sangat penting untuk mencegah penyakit. Jadi, setiap
perawat harus menggunakan kekuatan observasi dalam menangani kasus-kasus
tertentu demi kenyamanan pasien dengan data “rata-rata” yang diperoleh.
Terkait erat dengan lingkungan masyarakat sosial adalah gagasan
mereka yang telah dibahas. Ada kaitannya dengan lingkungan pasien yaitu individu,
fisik seperti iudara bersih, air dan drainase yang tepat atau kotoran.
Keseluruhan lingkungan pasien tidak hanya mencakup rumah pasien atau ruang
rumah msakit tapi jumlah masyarakat yang mempengaruhi lingkungan tertentu.
2.4. TEORI NIGHTINGALE DAN KONSEP EMPAT BESAR
Dalam meninjau
bagaimana teori Nightingale yang berhubungan denfgan empat konsep utama, bahwa
lingkungan adalah konsep penting dari teorinya. Gambar 3-2 teori nightingale
menghubungkan dengan mengidentifikasi empat konsep utama. Lingkungan akan
mempengaruhi pada kondisi manusia dan keperawatan memiliki peran lingkungan
yang mempengaruhi, sehingga kesehatan menjadi proses reparativ yang berdampak
pada konsep lain. Fungsi perawat untuk mempengaruhi lingkungan hidup manusia
yang mempengaruhi kesehatan. Individu dipengaruhi oleh lingkungan dan oleh
perawat yang mempengaruhi kesehatannya. Lingkungan sosial memiliki dampak pada
perawat dan kesehatan individu. Kesehatan adalah proses yang dipengaruhi oleh
keperawatan oleh kondisi lingkungan dan manusia. Hubungan ini memberi makna
teori dengan menyediakan pandangan dunia dimana kita adalah sebagai perawat.
Daftar berikut merupakan pandangan Nightingale dari konsep utama :
1.
Manusia
atau individu memiliki kekuatan reparativ penting untuk menangani penyakit.
2.
Tujuan
keperawatan adalah untuk menempatkan individu dalam kondisi terbaik untuk alam
untuk bertindak dengan dasar mempengaruhi lingkungan.
3.
Kesehatan
/ penyakit adalah reparativ proses OPF semakin baik.
4.
Masyarakat
|
Masyarakat / lingkungan melibatkan
kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu.
Fokusnya adalah pada ventilasi, kehangatan, bau, suara, dan cahaya.
Individu
|
Perawat Sehat
/
Sakit
GAMBAR 3 – 2 teori Nightingale dan empat besar konsep
Pada dasarnya, konsep-konsep ini sangat emplisit dan dengan
demikian mereka mungkin disalah pahami
dan disalah tafsirkan oleh
mereka untuk menggunakan teori. Konsep-konsep yang paling jelas adalah
lingkungan sosial. Namun, tidak jelas bagaimana ekstensif atau global
nightingale dilihat dari lingkungan. Teori lain yang akan dibahas kemudian dalam
buku ini melihat lingkungan dari sudut pandang universal yang luas. Nightingale
mungkin berfokus pada lingkungan terdekat di mana manusia menemukan diri mereka
sendiri.
Melihat
hari ini barsih dan air dengan kepedulian kami atas pencemaran lingkungan yang
cukup berbeda dari yang diadakan selama abad kesembilan belas. Jadi, meskipun
focus utama Nightingale adalah pada lingkungan, ia mendefinisikan konsep yang
dalam kenteks waktu hanya untuknya.
Sulit
untuk memahami apa konsep manusia / individu benar – benar berarti untuk
Nightingale. Dia mendiskripsikan manusia hanya dalam dalam hal proses
penyembuhan mereka. Namun, orang dapat menarik asumsi tertentu yang dasar teorinya
seperti manusia membutuhkan udara bersih, air bersih, dan nutrisi yang tepat.
Jadi, untuk menggambarkan individu sebagai responsive terhadap lingkungan dan
memiliki kekuatan penyembuhan dalam diri mereka.
Perawat
ini dijelaskan dalam reaksi tiga konsep lainnya. Nightingale adalah orang
pertama yang memberi kejelasan tujuan keperawatan. Jadi, setiap deskripsi atau
penjelasan peran professional. Dengan standart ini ia memberikan gambaran yang
agak jelas terbatas namun makna keperawatan sebagai praktek noncurative di mana
pasien diletakkan dalam posisi terbaik untuk bertindak.
2.5 THEORY NIGHTINGALE DAN
PROSES KEPERAWATAN
Secara
umum, meskipun teori Nightingale hanya
agak samar – samar didefinisikan, ia menawarkan banyak hal dalam membimbing
praktek dan penelitian di generalisasi dan kesederhanaan. Sebuah contoh
aplikasi untuk berlatih berikut.
Situasi II. Mrs Kerr adalah tujuh
puluh – tahun penduduk tua yang tinggal di sebuah panti jompo tua local. Dia
jarang dikunjungi oleh kerabat hidup satu – satunya, saudara laki – laki yang
beberapa tahun lebih tua. Beberapa tahun yang lalu, ia menjadi sebagian
bergerak di sisi kanannya dan terus memiliki kesulitan berjalan di sekitar
rumah. Ketika diingatkan, dia bisa pergi ke ruang makan untuk makan tapi makannya
sangat sedikit. Lingkungan terdiri dari dua – kamar tidur, yang dia saham
dengan delapan puluh – wanita tua yang tidak menyadari sekelilingnya – tahun.
Pada masuk, Mrs. Kerr tidak mampu membawa barang milik sendiri.
Ketika berkomunikasi, dia ingat hari – hari “tua” ketika dia
mengajar di sekalh dasar. Dia jarang melakukan percakapan dan menghabiskan
sebagian besar waktunya duduk di kursi di ruang tunggu, tampaknya menonton
televisi.
Situasi di atas sudah menjadi ciri khas penduduk dalam rumah
jompo. Dalam menggunakan proses keperawatan dengan focus pada teori
Nightingale, adalah penting untuk lingkungan Mrs. Kerr dan reaksinya, bukan
khusus untuk dirinya sebagai penduduk. Table 3 – 2 mencerminkan teori
Nightingale.
Penekanan utama dalam situasi ini adalah untuk
merestrukturisasi lingkungan langsung di sekitar Mrs. Kerr sehingga dapat
bertindak untuk menjaga kondisi optimalnya. Dengan penilaian ulang tambahan dan
evaluasi, banyak yang dapat dilakukan untuk memperpanjang kehidupan kesehatan
dan mempromosikan kenyamanan secara menyeluruh. Hal ini dimaksudkan bahwa
penilaian tersebut lingkungan rumah jompo dapat merusak kesehatan Mrs. Kerr.
Dengan penerapan teori adaptasi, kebutuhan, dan stress dengan situasi ini,
dalam hal lingkungan, dasar untuk praktek keperawatan menjadi terdengar lebih
teoritis.
Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk memandu
praktek dalam mengimplementasikan teori Nightingale dalam situasi seperti
Nyonya Kerr adalah:
1.
Apakah lingkungan factor yang paling penting dalam perawat efektif
Mrs. Kerrs?
2. Adaptasi apa yang dapat dilakukan
dalam waktu seperti yang akan memfasilitasi asuhan keperawatan yang optimal?
3. Melakukan penyesuaian dalam
lingkungan pasien menyebabkan keadaan yang optimal kesehatan dan memperpanjang
hidup mereka?
4. Apakah jumlah stress dalam
lingkungan tersebut mempengaruhi baik warga dan perawat?
5.
Apa hierarki kebutuhan terpenuhi di lingkungan seperti itu?
Sebagai
pendekatan untuk praktek keperawatan, teori Nightingale adalah teori yang
sekarang berlaku seperti seratus tahun yang lalu. Dalam lingkungan rumah sakit,
banyak yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres, meningkatkan adaptasi,
kebutuhan pasien melalui minor yang dapat dilakukan oleh perawat professional.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut: penempatan tempat tidur dalam ruangan
untuk memberikan pandangnan dari dunia luar atau sinar matahari, mendorong dan
mendidik pengunjung untuk menyediakan berbagai jumlah yang lebih besar dan atau
stimulasi dalam lingkungan, yang yang tiba – tiba terburu – buru. Meskipun rumah
sakit saat ini memiliki udara bersih melalui AC, dan air bersih melalui system
pipa lebih canggih, mereka masih memiliki ventilasi yang berbau diciptakan oleh
kurangnya perhatian terhadap rincian tersebut.
Banyak
teori Nightingale yang mungkin dipandang sebagai hal yang melibatkan akal sehat
dasar, seperti memberikan perhatian pada kebersihan lingkungan pasien, menjaga
kehangatan dan memberikan pencahayaan
yang memadai untuk membaca. Namun hal – hal seperti itu sering diambil untuk
diberikan dan sering dilupakan.
2.6 KARAKTERISTIK TEORI NIGHTINGALE
Teori keperawatan Nightingale memiliki kekuatan dan
kelemahan yang dalam kaitannya dengan karakteristik dari teori suara disajikan
dalam Bab I seperti yang tercantum di bawah ini.
1.
Teori konsep dapat saling mengisi seperti sedemikian rupa
untuk menciptakan cara berbeda dalam memandang dalam suatu fenomena tertentu.
Sebagai dimaksud sebelumnya, empat konsep utama tidak eksplisit dalam teori
Nightingale. Namun, mereka menawarkan perawatan dengan cara tertentu mamandang
sebuah fenomena. Hal ini terbukti dalam dua contoh yang dijelaskan dalam bab
ini. Dilihat dengan sangat sederhana, teori ini tidak menawarkan prediksi dalam
kaitannya dengan hasil asuhan keperawatan. Menciptakan lingkungan yang positif
akan memungkinkan manusia untuk menjadi sehat. Namun kita tahu hari ini bahwa,
meskipun lingkungan manusia sangat penting dalam kaitannya dengan kesehatan,
variable lain seperti juga genetika yang signifikan.
2. Teori harus logis di alam. Hubungan
antara masing – masing konsep adalah logis dan konsisten dengan asumsi yang
sama. Asumsi bahwa lingkungan mempengaruhi konsistensi manusia dengan
penjelasan Nightingale dari pupose dan tujuan keperawatan dan arti kesehatan.
3. Teori harus relative sederhana namun
digeneralisasikan. Teori Nightingale meskipun terbatas, memiliki banyak
generalisasi. Hal ini dapat digunakan di rumah atau di mana manusia dapat
ditemukan. Ide – ide pada dasarnya juga singkat untuk menerapkan dan mudah
untuk mengukur hasil.
4. Teori dapat menjadi basis untuk
hipotesis yang dapat diuji.
5. Teori berkontrubusi dan membantu
dalam meningkatkan tubuh secara umum pengetahuan dalam disiplin melalui
penelitian yang ditetapkan untuk memvalidasi mereka.
6. Teori dapat digunakan oleh praktisi
untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka.
7. Teori harus konsisten dengan teori
yang memvalidasi lainnya, hokum, dan prinsi – prinsip akan meninggalkan
pertanyaan tak terjawab terbuka yang perlu diselidiki.
Karena kesamaan, keempat
karakteristik terakhir akan dibahas bersama – sama karena mereka berhubungan
dengan teori Nightingale. Terlepas dari kesederhanaan dan generalisasi dari
teorinya, keperawatan belum cukup dimasukkan ke dalam banyak praktek atau
penelitian. Misalnya, dengan cara, teorinya telah diteliti oleh para ilmuwan
seperti lingkungan. Artinya, kita semakin menyadari bagaimana polusi lingkungan
mempengaruhi kesehatan kita dalam cara yang negatif. Dari perspektif yang luas,
ini harus memberikan validasi teori Nightingale. Namun, kita belum culup
divalidasi teori dalam konteks perawatan kesehatan dan lingkungan keperawatan.
Pertanyaan dan penelitian yang dapat
menyebabkan hipotesis perlu diuji dalam perawatan klinis. Misalnya, apa yang
mempengaruhi apakah lingkungan rumah sakit telah pada kecepatan proses haeling?
Apakah perawat memiliki wewenang untuk dampak terhadap lingkungan pasien yang
memadai? Apabila tiba – tiba, perubahan ENVI sering ronmental mempengaruhi
persepsi pasien dari proses reparative mereka? Ini hanya beberapa pertanyaan banyak
kemingkinan yang dapat digunakan untuk memandu penelitian. Jawaban atas
pertanyaan – pertanyaan ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan pedoman
untuk pendidikan keperawatan dan praktek.
Teori keperawatan Nightingale yang
terkait dengan teori – teori ilmiah yang sering digunakan dalam praktek
keperawatan saat ini. Yang paling signifikan adalah teori adaptasi, kebutuhan,
dan stress.
2.7 TEORI – TEORI ILMIAH DALAM TEORI NIGHTINGALE
a.
Teori Adaptasi
Adaptasi mencerminkan penyesuaian
manusia untuk kekuatan yang berhadapan dengannya. Pasukan tersebut dilihat
dalam konteks keseluruhan lingkungan di mana manusia menemukan dirinya sendiri.
Keberhasilan atau tidak berhasilnya tanggapan adpatative manusia dapat dilihat
dengan meninjau kekuatan lingkungan yang dijelaskan oleh Nightingale. Kemampuan
manusia untuk memungkinkan alam untuk bertindak sebagai nama yang dipengaruhi
oleh lingkungannya dapat menyebabkan respon adaptif atau baik maladaptih.
Sebagai contoh, seorang pasien yang menemukan dirinya sendiri dalam lingkungan
yang dingin dan berdebu, ventilasi yang buruk harus menggunakan banyak energy
yang tersedianya untuk beradaptasi dengan lingkungannya bukan untuk pulih dari
penyakitnya.
Untuk
menempatkan ini dalam konteks sekarang, salah satu yang harus dicatat bahwa
selama parang Vietnam, tentara Injurd cepat diterbangkan ke stasiun Asualty di
mana mereka diperlukan sebelum dikirim ke rumah sakit terdekat untuk perawatan
yang lebih lengkap. dibandingkan dengan pengobatan sebelumnya terluka, yang
menyebabkan tingkat kematian jauh lebih rendah. Di akui, hal ini berhubungan
erat dengan perawatan medis ditingkatkan, tetapi juga harus dicatat bahwa teori
Nightingale menekankan bahwa orang miskin juga layak untuk mendapatkan
perawatan.
b.
Teori Kebutuhan
Kebutuhan Teori, terutama Maslow,
pada dasarnya mengakui teori-teori yang diberikan penekanan oleh Nightingale:
misalnya, kebutuhan oksigenasi dilihat dalam konteks udara segar, ventilasi,
dan kebutuhan lingkungan yang aman yang terkait dengan drainase yang tepat dan
air bersih. Teori perlu menekankan kemampuan manusia untuk bertahan hidup dalam
konteks seberapa baik kebutuhan ini terpenuhi. Lingkungan yang sangat mendukung
fisiologis dasar manusia merupakan kebutuhan penting.
Maslow menekankan pada tatanan hirarkis kebutuhan fisiologis
kebutuhan sebagai primer, sementara kebutuhan emosional dan sosial memiliki
arti yang kurang untuk bertahan hidup. Sekali lagi, penekanan Nightingale pada
lingkungan fisik yang mempengaruhi fungsi fisiologis manusia mendukung teori
Maslow.